“Benar-benar dibutuhkan guncangan bumi agar gunung api ini meletus dan banyak mengeluarkan gas ke atmosfer,” kata Lisa Kaltenegger astronom Smithsonian. “Menggunakan teleskop luar angkasa James Webb, kita bisa melihat letusan itu 10-100 kali ukuran Pinatubo untuk bintang-bintang terdekat,” tambahnya.
Dalam beberapa kasus, para ilmuwan mampu mendeteksi gas raksasa atmosfer planet yang dikenal sebagai “Jupiter panas.” Letusan itu mengirimkan berbagai macam asap dan gas sehingga aktivitas gunung berapi di planet berbatu itu akan meninggalkan tanda tangan atmosfer.
Kaltenegger, Wade Henning dan Dimitar Sasselov menemukan bahwa belerang dioksida dari letusan sangat besar memiliki potensi dapat diukur karena banyak dihasilkan dan lambatnya penyaringan udara. Letusan Gunung Pinatubo tahun 1991 di Filipina memuntahkan sekitar 17 juta ton sulfur dioksida ke stratosfer.
”Sekali anda mendeteksi satu letusan, anda bisa terus melihatnya lebih lanjut untuk mengetahui apakah letusan itu lazim di planet lain,” kata Henning. Untuk mencari belerang dioksida vulkanik, astronom bergantung pada teknik gerhana sekunder yang mengharuskan planet itu melewati belakang bintang sehingga dapat dilihat dari Bumi.
Misalnya, Alpha Centauri yang menawarkan skenario kasus terbaik untuk bintang mirip Matahari. Bumi super yang mengorbit bintang yang lebih kecil dari matahari akan menunjukkan sinyal terbesar.
Tetapi setiap planet mirip Bumi dengan jarak kurang dari 30 tahun cahaya bisa saja menunjukkan tanda-tanda samar vulkanisme saat dipelajari dengan teleskop luar angkasa James Webb.
sumber : inilah.com
ShareThis
KLIK LIKE BILA ANDA SUKA ARTIKEL INI...!!!
scrolling="no" frameborder="0"
style="border:none; width:450px; height:80px">
Bagikan
Manusia Bisa Deteksi Gunung di Dunia Alien
4/
5
Oleh
demonbrando